Jangan ada “selamat ulang tahun” diantara kita

20 Mei 2016. Hari ini iseng penasaran dengan ustadz ini.
Kemudian dipertemukanlah mata ini dengan video ini.

Setelah 22 tahun baru bener-bener sadar.

Ketika masih seumur jagung (tak tau jagung umur berapa).  Teman-teman datang memberikan hadiah sebagai ucapan “SELAMAT ULANG TAHUN”. Tapi, bapak saya marrrah. Pokoknya kalau ada yang kasih hadiah di marahin deh. Kata bapake ini mengikuti umat lain, bukan umat ISLAM. Hati bilang senang banget dapat hadiah. Tapi ah sudahlah. Setelah itu tidak pernah lagi ada perayaan atau sebagainya.

Masuk ke periode remaja dimana lingkungan sekitar selalu merayakan ulang tahun. Ya bukan perayaan yang besar sih. Sekedar perayaan ulang tahun. Kejuuuuuu TAN. “Selamat ulang tahun”. Siram tepung air telur dan lain-lain. Anak alay macam saya juga ikut ikutan.  Tapi setelah bertahun tahun, saya merasa enggan mengucapkan bahkan menerima ucapan selamat.

Mendengar kata “SELAMAT” saja penat. Sadar bahwa itu bukan hasil akhir. Walaupun kata orang ini merupakan tahapan yang bagus karena sudah melewati satu langkah. Ah tapi rasanya sudah basi. Entah itu ucapan selamat ulang tahun, selamat yang lain lain.
Kecuali 1 yaitu “Selamat masuk surga”. MAU MAU.

Tapi masih punya kebiasaan buruk (no body perfect lah), ketika ada orang yang mendapatkan sesuatu yang wow, ucapan selamat ini otomatis terucapkan. Namun untuk ucapan yang satu ini “SELAMAT ULANG TAHUN” diusahakan untuk menghindarinya.

Sudah sekitar 2 tahun menyembunyikan tanggal ulang tahun.
Bahkan untuk orang tua sendiri, sudah tidak mengucapkan.
Walaupun masih ada saja yang ingat tanggal lahir saya dan mengucapkannya.
Hmmm. Padahal ketika dia ulang tahun, saya sudah tidak mengucapkan.

So, Bosan bosan lah mengucapkan itu.

Leave a comment